Desa Sumbergondo merupakan salah satu desa yang berada di sebelah selatan lereng gunung Arjuna yang termasuk salah satu desa di Kota Batu. Sejarah Desa Sumbergondo erat hubungannya dengan salah satu kerajaan Hindu Jawa , yaitu kerajaan Mataram kuno yang waktu itu diperintah oleh Raja Empu Sindok ( Dinasti Isyana) yang memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929 M. Desa Sumbergondo pada jaman itu pernah di huni ataupun pernah dijadikan tempat persinggahan, hal itu dapat dibuktikan dengan patung ( stupa) di lokasi Punden Banteng, batu lumpang dan ukiran batu di dekat punden Mbah Mertani.
Menurut sesepuh desa H. FAKIH (mantan Carik tahun 1955), P. SUWOKO (tokoh warga Tegalsari yang memiliki garis keturunan dari Mbah SINGODRONO) dan Bapak Sulian (mantan Bayan yang leluhurnya adalah salah satu Aris/Kepala Desa di Desa Sumbergondo) bahwa dulu di Punden Banteng terdapat Prasasti ( saat ini sudah hilang di curi orang) bertuliskan di bawah pohon Kalpataru ada Kepala Gajah bertuliskan SONYO WONO GIRI jika kita artikan secara candra sengkala adalah sonyo = suwung ( kosong atau 0 ) wono = 6 dan giri = 7 sehingga dibalik menjadi Tahun 760 Jawa, sedang menurut bahasa berarti Desa Sumbergondo Dulunya merupakan daerah hutan belantara di pegunungan yang suwung atau kosong tak berpenghuni.
Orang yang pertama kali babat alas atau bedah krawang Desa Sumbergondo adalah Mbah Mertani. Beliau datang ke Desa Sumbergondo bersama sang putera Mas Joko Boendoe dan temannya Sentono dan Bentono, datang ke desa Sumbergondo (Goendoe ) untuk pertama kali dan membuka / babat alas di desa pada Bulan Rejeb pada hari senin kliwon (untuk tahunnya tidak diketahui). Pada Bulan bulan dan hari tersebut setiap tahunnya secara adat turun temurun diperingati oleh Masyarakat
Sumbergondo ( SEGOENDU, TEGALSARI, SENGONAN) sebagai hari jadi Desa Sumbergondo.
Asal nama SUMBERGONDO sendiri sebenarnya adalah SEGOENDOE, berasal dari nama Pendiri Desa Sumbergondo Mas Joko Boendoe putera Mbah Mertani. Menurut mitos warga Desa Sumbergondo dari turun temurun Mas Joko Boendoe adalah perjaka yang jujur dan gemar tidur.
Desa Sumbergondo maju dan berkembang setelah datangnya Singo Drono yang merupakan bekas pejuang Pangeran Diponegoro ( 1830 ), beliau melarikan diri dari kejaran pasukan Belanda dari Mataram. Karena pengaruh, kewibawaannya dan ia memiliki wawasan serta kelebihan lainnya maka ia oleh warga asli dijadikan Petinggi/ Bekel/Aris/Kepala Desa pertama di Desa SEGOENDOE/ SUMBERGONDO.
1.2. Nama –nama Kepala Desa yang pernah menjabat
Urutan para pejabat Petinggi/ Bekel/Aris/Kepala Desa sumbergondo adalah sebagai berikut :
1. SINGODRONO TH. 1830-1840
2. MANGUNDRONO TH. 1840-1860
3. SETRODRONO TH 1860-1876
4. P.GARIYEK TH. 1876-1878
5. P.SAIDAH TH. 1878-1880
6. P.RUKINAH TH. 1880-1906
7. P.LAIMUN TH. 1906-1909
8. P.MAIRAH TH. 1909-1911
9. P.SINGOREJO TH. 1911-1931
10. P. WIRYOSASTRO TH. 1931-1967
11. P. MUGHNI BUSHRO TH. 1967-1969
12. P. NGASMANALI TH. 1969-1974
13. P. SOEWIGNYO TH. 1974-1990
14. P. SUPRAPTO TH. 1990-2000
15. P. RIYANTO TH. 2000-2010
16. P.NURYUWONO TH 2010-SEKARANG
2. Batas dan luas wilayah Desa Sumbergondo
Batas-batas Desa Bulukerto, sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Hutan
- Sebelah Timur : Desa Bulukerto
- Sebelah Selatan : Desa Bulukerto dan Desa Punten
- Sebelah Barat : Desa Punten dan Desa Tulungrejo
Luas Wilayah
Luas Desa seluruhnya : 573 Ha, terdiri dari :
- Perumahan/Pekarangan : 17 Ha
- Sawah : 35 Ha
- Ladang/tegal : 103 Ha
- Kebun percobaan : - Ha
- Hutan : 367 Ha
- Lain-lain : 8 Ha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar